Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 19 Mei 2013

Filsafat Pendidikan Islam


TUJUAN  PENDIDIKAN NASIONAL PERSPEKTIF
  FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
 
By; Lathifatus syifa
      I.            PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aspek pokok bagi kehidupan suatu bangsa. Kondisi bangsa di masa datang, sangat dipengaruhi oleh paradigma berfikir masyarakatnya yang terbentuk melalui suatu proses pendidikan. Proses pendidikan yang terarah akan membawa bangsa ini menuju peradaban yang lebih baik. Sebaliknya proses pendidikan yang tidak terarah, hanya akan menyita waktu, tenaga, serta dana tanpa ada hasil. Dengan demikian sistem pendidikan sebagai implementasi pendidikan nasional sangat menentukan maju mundurnya bangsa ini.
 Masalah tujuan pendidikan adalah masalah sentral dalam pendidikan . tanpa perumusan yang jelas dari tujuan penddikan, perbuatan mendidik bisa saja sesat, atau kabur tanpa arah. Karena perumusan secara tegas tujuan pendidikan menjadi inti dari seluruh perenungan teoritis- pedagogis dan perenungan filsafi. Sebab di dalam tujuan setiap bentuk pendidikan, secara implisit dan eksplisit terkandung pandangan hidup pendidiknya dan lembaga yang mendidik atau negara.[1]
Dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas melalui pendidikan, telah diterbitkan Undang- Undang yang mengatur penyelenggaraan pendidikan nasional. Undang- undang tersebut telah diubah dan disempurnakan sebanyak tiga kali. Terakhir yaitu UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Akan tetapi, Indonesia yang mayoritas penduduk muslim dan sebagai negara yang menjadi pusat peradaban muslim. Maka perlu disorot apakah Tujuan pendidikan Nasionalnya selaras dengan Tujuan Pendidikan Islam, karena bukan apa-apa. Kemajuan negara terletak pada tingkatan kualitas penduduknya.  
   II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian filsafat pendidikan islam ?
B.     Bagaimana tujuan pendidikan islam ?
C.     Bagaimana telaah tujuan pendidikan nasional ?
D.    Apakah korelasi antara Tujuan Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003) dengan Filsafat Pendidikan Islam ?
III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Bidang ilmu pendidikan dengan berbagai cabang- cabangnya merupakan landasan ilmiah bagi pelaksanaan pendidikan, yang terus berkembang secara dinamis. Sedangkan filsafat pendidikan sesuai dengan perananya, merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan.[2]Sebelum mengetahui apa itu filsafat pendidikan islam, perlu kita tahu apa itu pengertian dari filsafat. Filsafat sendiri berasal dari bahasa yunani filos dan sofia yang berarti “cinta kebijaksanaan” atau “belajar”. Filsafat sebagai suatu produk kegiatan berpikir murni manusia.
Sedangkan pengertian dari Filsafat pendidikan secara sederhana adalah filsafat yang dijadikan dasar pandangan bagi pelaksanaan pendidikan.[3] Dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam, Omar Mohammad Al- Toumy Al- Syaibani menyebutkan bahwa filsafat pendidikan yaitu pelaksanaan pandangan falsafah dalam bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut pendidikan.[4]  
B.     Tujuan Pendidikan Islam
1.      Konsep Tujuan pendidikan Islam
Bertolak pada batasan konsep tujuan pendidikan sebagai perubahan yang diiringi yang diupayakan oleh proses penddikan/ usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya, atau pada kehiduan masyarakat dan alam sekitar tentang individu itu hidup, atau pada prosses pendidikan itu sendiri dan proses pengetahuan sebagai aktifitas asasi dan sebagai proposisi diantara profesi- profesi asasi dalam masyarakat. Ada yang merumuskan perubahan – perubahan yang diingini sebagai hasil pendidikan meliputi tiga bidang asasi yaitu :
1.      Tujuan- tujuan individual yang berkaitan dengan individu- individu.pelajaran (learning) dan dengan  pribadi- pribadi mereka dan apa yang berkaitan dengan individu- individu tersebut pada tingka laku, aktifitas san pencapaianya.
2.      Tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidpan masyarakat sebagai keseluruhan, dengan tingkah laku masyarakat umumnya.
3.      Tujuan – tujuan professional yang berkaita dengan pendidikan dan pengajaran ilmu, sebagai seni, sebagai suatu aktifitas siantara aktifitas- aktifitas masyarakat.
Dalam menetapka tujuan pendidikan, islam mempertimbangkan posisi manusia sebagai ciptaan Tuhan yang terbaik (AtTin ; 4) dan sebagai kholifah fil ardl (Yunus :14). Begitu pula tentang islam yang rohmatan lil ‘alamin/ universal, “mengandung ajaran- ajaran yang konkrit, dapat diseseuaikan dengan situasi dan dengan kebutuhan zaman”. Prof. Mohammad Athiyah Al Abrosyi dalam kajiannya tentang pendidikan islam telah menyimpulkan lima tujuan asasi bagi pendidikan islam yang diuraikan dalam “At Tarbiyah Al Islamiyah Wa Falsafatuha,” yaitu :
1.      Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.
2.      Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat
3.      Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan keinginan arti untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu sekedar sebagai ilmu
4.      Menyiapkan pelajar dari segi professional, tehis,dan perusahaan supaya ia dapat menguasai profesi tertentu.
5.      Persiapan mencari rizki dan pemeliharaan segi- segi kemanfaatan.[5]
2.      Tahap- tahap Tujuan Pendidikan Islam
Pada dasarnya pendidikan mempunyai tiga tahapan sebagai berikut :
a.       Tujuan tertinggi dan terakhir
Tujuan ini bersifat mutlak , tidak mengalami perubahan karena sesuai dengan konsep ilahi yang mengandung kebenaran dan universal. Tujuan tertinggi dan terakhir pada dasarnya sesuai dengan hidup manusia dan peranannya sebagai ciptaan Allah, yaitu :
a)    Menjadi hamba Allah yang bertaqwa
b)    Mengantarkan subjek didik menjadi khalifatullah fil ard (wakil tuhan di bumi) yang mampu memakmurkannya (membudayakan alam sekitarnya)
c)    Memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat.[6]
b.      Tujuan Umum
Nahlawy (1963: 67) menunjukkan empat tujuan umum dalam pendidikan islam antara lain :
1.      Pendidikan akal dan persiapan pikiran, Allah menyuruh manusia merenungkan kejadian langit dan bumi agar dapat beriman kepada Allah
2.      Menumbuhkan potensi-potensi dan bakat- bakat asal pada kanak- kanak
3.      Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi generasi muda dan menddik mereka sebaik- baiknya, baik lelaki ataupun perempuan
4.      Berusaha untuk menyeimbangkan segala potensi- potensi dan bakat- bakat manusia.[7]
c.       Tujuan Khusus
1.      Memperkenalkan generasi muda akan akidah islam, dasar- dasarnya, asal- usul ibadat, dan cara melaksanakan dengan betul.
2.      Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadap agama termasuk prinsip- prinsip dan dasar- dasar akhlak yang mulia.
3.      Menumbuhkan keimanan kepada Allah pencipta alam, dan kepada malaikat, rasul-rasul, kitab- kitab dan hari akhirat
4.      Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan adab dan pengetahuan agama
5.      Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada al- Qur’an membacanya yang baik, memahaminya dan mengamalkan ajaran- ajaranya
3.      Ciri- ciri Tujuan Pendidikan Islam dan prinsip- prinsipnya
Menurut Omar Muhamad Attoumy Asyabainy, tujuan pedidikan islam memiliki empat ciri pokok, yaitu :
a.       Sifat yang bercorak agama dan akhlak
b.      Sifat kemenyeluruhannya yang mencakup segala aspek prbadi pelajar
c.       Sifat keseimbanga, kejelasan, tidak adanya pertentangan unsure-unsur an cara pelaksanaanya
d.      Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan pada perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku dan kehidupan
Dalam formulasi tujuan pendidikan islam mempunyai prinsip- prinsip tertentu guna menghantarkan tercapainya tujuan pendidikan. Prinsip itu adalah :
1.     Prinsip syumuliah (universal)
2.     Prinsip keseimbangan
3.     Prinsip keserdehanaan
4.     Prinsip tak bertentangan
5.     Prinsip realisme dan dapat dilaksanakan
6.     Prinsip perubahan yang diingini
7.     Prinsip menjaga perbedaan- perbedaan individu
8.     Prinsip dinamis dan menerima perubahan.[8]
4.      Tujuan individual umum dan Tujuan sosial umum
Tujuan individual umum memuat beberapa gagasan antara lain :
1.     Pembinaan individu atau warganegara yang mukmin kepada Tuhannya, Nabi dan Rasul, kitabb- kitabnya hari kiamat dan qodho qodhar.
2.     Pembinaan pribadi muslim yang berpegang teguh pada agamanya dan berakhlak mulia
3.     Pembinaan warganegara yang sehat, kuat, dan padan
4.     Pembinaan pribadi yang berimbang motivasi dan keinginan- keinginan, tentram dan keimanan kepada Tuhannya.
5.     Pembinaan warganegara yang dipersenjatai ilmu pengetahuan,menghargai seni, pekerja keras,dan memiliki kemampuan sosial,ekonom dan mempunyai rasa tanggungjawab.
Sedangkan tujuan sosial umum antara lain,
1.      Memperkokoh kehidupan agama dan spiritual pada umat dan membina masyarakat yang sehat
2.      Mencapai kebangkitan ilmiah, kebudayaan dan kesenian
3.      Pembinaan masyarakat islam yang mulia dan terpadu
4.      Pembinaan masyarakat yang kuat dan maju dalam bidang ekonomi dan sosial, dan ikut dalam perdamaia dunia dan meninggikan tahap proses-proses pendidikan sendiri.[9]
C.    Telaah tujuan pendidikan nasional
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pen­didikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran, dan/ atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya, setiap, tenaga kependidikan perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan, supaya berupaya melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Telah disebutkan beberapa pasal yang menyebutkan Tujuan Pendidikan Nasional, sebelum UU nomor 20 tahun 2003, terlebih dahulu termaktub dalam TAP MPRS No. Y–XVEVMPRS/ 1966, TAP MPR No. IV/MPR/1973, TAP MPR No. IX/MPR/1978, Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, Dalam GBHN (1993) (TAP MPR No. II/MPR/1993). Walaupun bukan negara islam tetapi karena mayoritas penduduknya beragama islam, indonesia meletakkan Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai tujuan utamanya. Sebagaimana juga tertuang dalam Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta berperadaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.[10]
D.    Korelasi antara tujuan pendidikan nasional (UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003) dengan tujuan pendidikan islam 

Bila kita menelaah lebih jauh isi dari UU tersebut apakah relevan dengan kondisi bangsa Indonesia sekarang. Indonesia yang mayoritas muslim, walaupun tidak negara yang berlandaskan asas keislaman. Akan tetapi, kita barangkali perlu merefleksi lagi bahwa Indonesia merupakan pusat konsentrasi umat islam terbesar di dunia. Masalah pendidikan di Indonesia adalah masalah umat islam juga








1.      Berkembangnya potensi  peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha esa, serta berakhlak mulia
Sejak bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya, Pancasila telah disepakati dan diterima, baik sebagai pedoman hidup bernegara dan bermasyarakat, maupun sebagai dasar negara. Sebagai salah satu konsekuensinya Pancasila juga menjadi sumber hukum kenegaraan. Padahal “Ketuhanan Yang Maha Esa” merupakan sila pertama pancasila. Pula , dalm Undang- Undang Dasar 1945, juga disebutkan bahwa “Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa”.[11] Dalam pasal 20 tahun 2003 juga disebutkan bahwa “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa”.  Dengan demikian, pendidikan agama merupakan aspek integral; tak dapat dipisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional.  Dan ini selaras dengan tujuan utama pendidikan islam bertumpu pada terealisasinya ketundukan kepada Allah SWT, baik dalam level individu, komunitas, dan manusia secara luas.
Insan kamil (manusia sempurna) adalah merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan islam. Insan kamil juga dapat dikatakan sebagai manusia yang seutuhnya, unsur terpenting yang diaktualisasikan dalam mengembangkan manusia seutuhnya adalah keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dua unsur ini bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Iman adalah suatu yang harus dimiliki oleh orang yang bertaqwa,seperti yang termaktub dalam surat Ali Imron ayat 102 : yang Artinya : “wahai orang- orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah denagn sebenar- benarnya taqwa dan janganlah kamu mati melainkan kamu dalam menyerahkan diri kepada Allah” (Ali Imron, 102)
Dari ayat tersebut, jelaslah iman dan taqwa merupakan dua hal yag esensial dalam keidupan manusia. Orang yang beriman kepada Allah akan berikhtiar keras dan merefleksikan keimananya dalam tingkah laku lahir.
Selain bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, dijelaskan dalam tujuan Pendidikan Nasional, kita sebagai manusia harus mempunyai Akhlak yang mulia. Walaupun di Indonesia hidup berdampingan dari lima agama yang berbeda. Akan tetapi saya yakin, setiap agama mengajarkan hal yang sama. Salah satunya mempunyai sikap, budi pekerti (akhlak) yang baik. Hasan Langgulung menjelaskan, taqwa dengan segala akar katanya terdapat dalam beratus- ratus ayat dalam Al- Qur’an. Taqwa itu merupakan kesimpulan nilai dalam Al- Quran, sedangkan nilai- nilai dalam Al-Quran dinyatakan sebagai akhlak.
Akhlak erat hubunganya dengan budi pekerti, tanpa terealisasinya budi pekerti luhur, perlu merujuk kepada landasan agama atau sistem nilai yang tinggi lainnya. Dalam Islam komponen ini disebut dengaan akhlaq al- karimah. Akhlak dalam islam menempati posisi yang sangat esesensial, karena kesempurnaan iman seseorang Muslim itu ditentukan oleh kualitas akhlaknya. Semakin tinggi akhlak seseorang berarti semakin berkualitas iman seseorang demikian halnya sebaliknya.[12]
2.      Sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
Dalam tujuan pendidikan nasional terdapat keempat komponen diatas, yaitu Sehat, berilmu, cakap, dan mandiri. Keempat komponen tersebut saling berkaitan. Bagi bangsa Indonesia mencerdaskan kehidupan bangsa adalah amanat yang harus dilaksanakan, karena termuat dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945. Kecerdasan yang terus ditingkatkan menjadi conditio sine quanon bagi bangsa indonesia, karena itu merupakna modal bagi upaya- upaya kemajuan. Upaya mencerdaskan hidup ini hanya mungkin dilakukan melalui pendidik, dengan demikian pendidikan bagi bangsa indonesia suatu keharusan. Bangsa yang cerdas adalah bangsa berilmu pengetahuan, dan untuk memperoleh pengetahuan harus menggunakan akal pikiran. Islam dalam hal ini, dan menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu. Berpikir menggunkan akal adalah ajaran yang jelas dan tegas dalam Al- Qur’an, yang  Artinya : “Dan perumpamaan ini Kami buat untuk manusia, tidak mungkin dapat memahami kecuali orang- orang yang berilmu” (Al- Angkabut, 43)
Dalil Naqli diatas, jelas menunjukkan bahwa islam adalah sangat menggalakkan usaha untuk mencerdaskan kehidupan, dengan demikian tujuan Pendidikan nasional yatu untuk menceraskan bangsa sangat relevan dengan tujuan pendidikan nasional dalam perspektif Al- Quran. Sedangkan untuk mengembangkan potensi peserta didik yang mempunyai kesehatan, kreatif, cakap, mandiri merupakan dominansi. Apabila didalam tubuh yag sehat, maka akan muncul ide- ide kreatif dan inovatif untuk kemajuan bangsa. Peserta didik dapat menyumbangkan kekreatifan mereka dalam sebuah karya untuk Indonesia. Kecakapan dan kemandirian juga dapat memberi Indoesia lebih untuk mensejajarkan dengan bangsa lain.
Dalam tujuan pendidikan islam terdapat tujuan- tujuan individual umum yang salah satunya pembinaan warganegara yang sehat, kuat dan padan. Kesehatan jasmani yang dianggap oleh pendidikan islam sebagai salah satu tujuan asas pendidikan islam bermakna antara lain bebasnya jasmani dari segala penyakit badan, di perut ataupun dibagian lainnya. Juga anjuran untuk menjaga kesehatan dari kebiasaan- kebiasaan yang berbahaya seperti merokok, menggunakan sesuatu yang memabukkan dan lain- lain. Sebagai bibit- bibit baru penerus perjuangan bangsa indonesia, pemuda- pemudi indonesia diharuskan memiliki ketrampilan dan kecakapan serta disertai dengan kemandirian. Agar menghasilkan karya- karya yang luar biasa dan dihargai diranah nasional maupun internasional. Selaras dengan itu tujuan pendidikan islam juga menganjurkan umat manusia untuk mempunyai kecakapan dan kemandirian dalam bekerja keras.  Agar terdapat sinkronisasi dalam bekerja dan beribadah, maka keduanya akan berjalan dengan seimbang.
3.      Menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab
Negara Indonesia adalah negara demokrasi, wajar apabila Tujuan Pendidikan Nasional mencantumkan kata demokratis. Warganegara Indonesia dituntut untuk mempunyai sikap demokrasi karena mereka tinggal di Indonesia. Yang mana kepentingan rakyat dijunjung tinggi. Selaras dengan itu, tujuan pendidikan Islam yang sangat mendukung untuk majunya suatu negara, islam sangat menjunjung tinggi asas suatu negara selama tidak bertentangan dengan AlQur’an dan Sunnah.
Dalam upaya mencetak warganegara yang demokrasi alangkah lebih baiknya bila dibarengi dengan rasa tanggungjawab. Rasa tanggungjawab sangat penting karena pendewasaan dibutuhkan tanggungjawab. Tanggungjawab ini diperlukan untuk pengembangan diri sendiri, atau setelah kita terjun pada massyarakat maupun dalam hidup berbangsa dan bernegara. Dalam tujuan pendidikan umum yaitu tujuan- tujuan individual umum juga disinggung bahwa perlunya pembinaan warganegara yang menghargai kepentingan keluarga dan memikul tanggungjawab dan kewajiban- kewajibannya dengan sukarela dan berkorban untu meneguhkan dan memadukannya dan mencapai kemamkmuran dan kebahagiaan.
Pendidikan Nasional : Antara Harapan dan Kenyataan
Harapan pendidikan nasional memang tidak terlalu muluk, seperti yang termaktub dalam UU nomor 20 tahun 2003, atau Bila dibandingkan dengan undang-undang pendidikan sebelumnya, yaitu Undang-Undang No. 2/1989, ada kemiripan kecuali berbeda dalam pengungkapan. Pada pasal 4 ditulis, "Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi-pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung-jawab kemasyarakatan dan kebangsaan."
 Tujuan pendidikan dari pasal- pasal sebelumnya memang selalu terdapat persamaan. Itu membuktikan bahwa Indonesia mempunyai cita- cita yang konsisten. Ingin mewujudkan mausia yang berkualitas di mata Tuhan dan manusia. Di sisni kita dapat melihat peran strategis penddikan nasional di dalam mewujudkan cita- cita nasional. Pendidikan dalam arti yang sebenarnya adalah segala bentuk interaksi mausia di dalam masyarakat untuk mewujudkan suatu cita- cita bersama.  
Dengan demikian penanggulangan krisis masyarakat Indonesia dewasa ini dan usaha reformasi kehidupan yang akan datang merupakan pula program yang sangat esensial di dalam pengembangan sistem pendidikan nasional.[13] Akan tetapi, kenyataan yang ada, cenderung sebaliknya, cita- cita itu belum terwujud sepenuhnya, terlalu banyak teguran- teguran ataupun kasus- kasus yang menghinggapi dunia pendidikan kita. Diantaranya, masih kontroversinya pelaksanaan Ujian Nasional yang walaupun sudah dirubah sistemnya, sebagian masyarakat masih menilai gagapnya sistem in untuk menilai kemampun peserta didik.
Beberapa Persoalan yang Kita Hadapi
 Disadari atau tidak, sistem pendidikan di negara kita masih mengedepankan segi kognitif. Penghargaan bagi anak yang pintar di bidang matematika lebih tinggi daripada anak yang berprestasi di bidang lain seperti olahraga dan seni. Perbedaan perlakuan ini, akan menyebabkan sang anak merasa bahwa potensinya kurang dihargai. Sehingga ia mulai mencoba bidang yang sebetulnya kurang ia minati. Dengan berjalannya waktu, maka potensi dan bakat yang ada pada dirinya tidak terasah dan tidak akan berguna.
Pelajaran yang terus menerus melatih kognitif ini, diperparah dengan penanaman soft skills yang rendah. Kurangnya soft skills, meyebabkan mayoritas lulusan pendidikan kita tidak dapat bersaing dengan lulusan pendidikan luar negeri. Menurut Sudino dalam Latief (2010), Berdasarkan kemampuan teknis sesuai bidang akademis masing-masing, lulusan perguruan tinggi Indonesia memang tidak kalah, bahkan berani diadu. Namun, justru hal-hal nonteknis, seperti kemampuan berbicara di depan orang banyak, rasa percaya diri, dan interaksi terhadap perubahan dengan cepat, lulusan kita masih payah.
Sistem pendidikan kita juga cenderung menyamaratakan kemampuan anak. Padahal setiap anak memiliki daya serap yang berbeda. Selain itu, setiap individu memiliki tipe tersendiri dalam memahami sesuatu. Ada yang lebih cepat dengan mendengar, melihat, dan melakukan sendiri. Jika terus menerus disamaratakan, akan timbul rasa kurang percaya diri pada anak yang tidak cocok dengan sistem pengajaran guru. Bahkan sang anak bisa menganggap dirinya bodoh.[14]
                        Hal- Hal yang Diperlukan: Solusi
      Setelah kita melihat krisis kehidupan menyeluruh yang merupakan refleksi kegagalan sistem pendidikan nasional, maka kita memerlukan definisi baru atau redefinisi pendidikan nasional. Ada tiga hal yang perlu dikaji kembali.
a.       Pendidikan haruslah ditafsirkan secara luas. Kini pendidikan hanya dibatas sebagai shcooling. Oleh sebab itu tanggungjawab pendidikan oleh masyarakat telah dilimpahkan semuanya kesekolah. Rumusan mengenai jenis pendidikan formal dan non- formal perlu sisempurnakan lagi yaitu melengkapinya dengan pendidikan in- formal yang justru memegang peranan penting di dalam pembentukan tigkah laku manusia. (UU No. 2 tahun 1989).
b.      Pendidikan ternyata tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan hidup masyarakat, atau dengan kata lain merupakan sebagian dari kebudayaan. Dengan demikian, tujuan pensisikan selama ini hanya kepada pembentkan intelektual saja atau kognitif saja. Untuk itu program pendidikan disekolah bukan ditujukan kepada sekelompok kecil yang memiliki intelegensi akademik yang tinggi melainkan penegembangan berbagai macam intelegensi seperti intelegensi emosional, intelegensi estetik, intelegensi interpersonal dan lain sebagainya.
c.       Tujuan pendidikan bukan hanya manusia yang cerdas di  dalam arti menguasai akademik saja, tetapi manusia yang berbudaya dan beradab.[15]
IV.            KESIMPULAN
Tujuan Pendidikan Nasional yang termaktub dalam UU nomor 20 tahun 2003 sudah selaras dengan tujuan pendidikan islam. Hal itu dapat kita lihat dari isi tujuannya yang pertama yaitu mengembangkan potensi peserta didik untuk beriman dan bartaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, walaupun negara indonesia bukan negara islam. Akan tetapi mayoritas penduduknya muslim. Indonesia menjadi center muslim dunia.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu negara. Seperti indonesia pula, tujuan pendidikan harus dirumuskan sedemikian rupa agar selaras dengan hidup manusia. Selain beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, komponen yang tatkala penting bagi pendukung kualitas manusia dalam hidupnya adalah sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Yang semuanya terdapat korelasi dengan Tujuan Pendidikan Islam.
   V.            PENUTUP
Demikianlah makalah ini saya buat, saya menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekeliruan untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan demi erbaikan makalah- makalah saya selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya bagi pembaca pada umumnya. Amin.....

DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010
Al- Toumy Al- Syaibani. Omar Muhammad,terj. Hasan Langgulung,  Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, _
Kartono, kartini. Tinjauan Holistic Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. PRADNYA PARAMITA,.1997
Langgulung, Hasan,.Mausia dan Pendidika., Jakarta :PT. Al Husna Zikra. 1995
Mas’ud Abdurrahman,dkk. Paradigma Pendidikan Islam. Semarang :Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.2001
Muhaimin, Abdul Mujib.Pemikiran pendidikan Islam. Bandung: Trigenda Karya. 1993
Noor Syam, Muhammad.  Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional. 1983
Nurgiyantoro, Burhan, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.1988
PUSTAKA, PELAJAR.Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR. 2005
Proyek Pembinaan Pascasarjana. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 1984
Tilaar, H.A.R. Paradigma Baru Pendidikan Islam. Jakarta :PT. Rineka Cipta .2004




[1] Kartini kartono, Tinjauan Holistic Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional,( Jakarta: PT. PRADNYA PARAMITA, 1997), hlm. 17
[2] Mohammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm. 39
[3] Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 1988 ), hlm.24
[4] Omar Mohammad Al- Toumy Al- Syaibani,terj. Hasan Langgulung,  Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, _), hlm. 30
[5] Proyek Pembinaan Pascasarjana, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1984), hlm. 158- 159
[6] Achmadi,Ideologi Pendidikan Islam,,( Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2010) hlm. 98-99
[7] Hasan Langgulung, Mausia dan Pendidikan, (Jakarta :PT. Al Husna Zikra, 1995), hlm. 61
[8] Abd. Mujib Muhaimin, Pemikiran pendidikan Islam, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hlm. 154-155
[9] Omar Muhammad Attoumy Asyaebany, Op.Cit, hlm. 466
[10] Pustaka pelajar, Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2005), hlm. 8
[11] Abdurrahman Mas’ud,dkk, Paradigma Pendidikan Islam, (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2001), hlm.169
[12] Ibid,hlm. 206
[13] H.A.R. Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Islam, (jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004), hlm.47
[15] H.A.R Tilaar, Op.Cit, hlm. 53-54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar