KARAKTERISTIK DAN RUANG LINGKUP AKHLAK
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah : Akhlak II
Dosen Pengampu : Ahmad Muthohar, M.Pd
Disusun Oleh :
Khafidhoh
Luthfiana 103111119
Lailatul
Hidayah 103111120
Lathifatus
Syifa 103111121
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
KARAKTERISTIK DAN RUANG LINGKUP AKHLAK
I.
PENDAHULUAN
Akhlak merupakan sifat-sifat
yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu
dapat lahir berapa perbuatan baik yang disebut akhlak yang mulia dan perbuatan
buruk yang disebut akhlak tercela.
Kedudukan akhlak dalam
kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu maupun
masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada
bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah lahir batinnya
sedangkan apabila akhlaknya rusak maka rusaklah lahir dan batinnya.[1]
Akhlak Islami memiliki sejumlah
karakteristik atau ciri khusus serta luas ruang lingkupnya meliputi akhlak
kepada Allah, Rasul, Lingkungan dan lain-lain.
Dalam makalah ini akan
dijelaskan mengenai karakteristik dan ruang lingkup akhlak.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa Sajakah karakteristik akhlak islami?
B.
Apa Sajakah ruang lingkup akhlak?
III.
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Akhlak Islami
Pada hakikatnya Akhlak ialah suatu kondisi atau
sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ
timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa
dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Akhlak mempunyai beberapa karakteristik atau ciri
khas yaitu :
1.
Bersifat
umum dan terperinci.
Di dalam
al-Qur’an ada materi akhlak yang dijelaskan secara umum dan ada pula yang
mendetail. Misalnya dalam Q. S. al-Nahl (16) : 90, diserukan perintah untuk
berakhlak secara umum; berbuat adil, berbuat kebaikan, melarang perbuatan keji,
munkar dan permusuhan. Sedangkan dalam surat al-Hujurat (49) : 12, secara
terperinci dinyatalan larangan untuk saling mencela dan memanggil dengan gelar
yang buruk.
2.
Manusiawi
Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam sejalan dan
memenuhi tuntutan fitrah manusia. Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan
terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlaq dalam Islam. Ajaran ini diperuntukkan
bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki bukan kebahagiaan
semu.
3.
Universal
Maksudnya bahwa ruang lingkup
akhlak itu luas sekali, yakni mencakup semua tindakan manusia baik tentang
dirinya maupun orang lain atau yang bersifat pribadi, kemasyarakatan ataupun
negara. Keuniversalan itu menunjukkan luasnya cakupannya yaitu meliputi segenap
aspek kehidupan secara pribadi maupun kemasyarakatan, dan menyangkut semua
interaksi manusia dengan semua aspek kehidupan.[2]
4.
Keseimbangan
Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam berada di tengah
antara yang mengkhayalkan manusia sebagai malaikat yang menitik beratkan segi
kebaikannya dan yang mengkhayalkan manusia sebagai hewan yang menitik beratkan
sifat keburukannya saja. Manusia menurut pandangan Islam memiliki 2 kekuatan
dalam dirinya yaitu kekuatan baik pada hati nurani dan akalnya dan kekuatan
buruk pada hawa nafsunya. Akhlaq Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia,
jasmani dan ruhani secara seimbang, serta memenuhi tuntutan hidup bahagia di
dunia dan akhirat secara berimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi
harus seimbang dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat.
5.
Realistik
Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam memperhatikan
kenyataan hidup manusia. Meskipun manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibanding makhluk-makhluk lain tetapi manusia mempunyai
kelemahan-kelemahan, memiliki kecenderungan manusiawi dan berbagai macam
kebutuhan material dan spiritual. Dengan kelemahan-kelemahannya itu manusia
sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran. Oleh sebab itu
Islam memberikan kesempatan kepada manusia yang melakukan kesalahan untuk
memperbaiki diri dengan bertaubat.[3]
6.
Akhlak sebagai buah dari iman.
7.
Akhlak
menjaga konsistensi antara cara dan tujuan. Islam tidak mengizinkan mancapai
tujuan, walaupun baik dengan cara-cara kotor yang bertentangan dengan syariat.
Karena hal tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip al-Akhlaq al-Karimah.[4]
B.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup ilmu akhlak meliputi :
1.
Akhlak terhadap Allah
a. Mengabdi hanya
kepada Allah
Bertaqwa dan mengabdi
hanya kepada Allah, tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa pun dalam bentuk
apa pun, serta dalam keadaan situasi dan kondisi yang bagaimanapun.
Artinya: “Dan
Aku (Allah) tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah
kepada-Ku”.(QS. Adz-Dzariyat: 56).
b.
Tunduk dan patuh kepada Allah
Artinya: “Taatlah kepada (perintah) Allah dan
(perintah) Rasul-Nya supaya kalian mendapat rahmat”.(QS. Ali ‘Imran: 132(
c. Tawakkal
Artinya: “Yang apabila terjadi terhadap mereka satu
kesusahan, mereka berkata; sesungguhnya kami ini milik Allah, dan sesungguhnya
kepada-Nyalah kami akan kembali”. (QS. Al-Baqarah: 15)
d. Bersyukur kepada
Allah
Artinya: “Dan (ingatlah), tatkala Tuhan kamu
memberitahu; jika kamu berterima kasih, niscaya Aku tambah nikmat bagi kamu,
apabila kamu tidak bersyukur, maka adzab-Ku itu sangat pedih”.(QS. Ibrahim:
6-7)
e. Penuh harap
kepada Allah
Artinya: “Sesungguhnya ummat yang beriman dan
berhijrah serta bekerja keras (berhijrah) di jalan Allah, mereka itu (ummat
yang) berharap rahmad Allah; dan Allah itu Pengampun, Penyayang”.(Al-Baqarah:
218)
f.
Ikhlas menerima keputusan Allah
Artinya: “Dan alangkah baik jika mereka ridha dengan
apa yang Allah dan Rasul-Nya berikan kepada mereka, sambil mereka berkata:
cukuplah Allah bagi kami, sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya akan member kepada
kamu karunia-Nya, sesungguhnya kami mencintai Allah”.(QS. At-Taubah: 59)[5]
g. Tadlarru’ dan
khusyu’
Artinya: “Beruntunglah orang-orang yang beriman.
Mereka yang khhusyu’ dalam shalatnya”. (QS. Al-Mukminun: 1-2)
“Bermohonlah kepada Tuhan kalian dengan
rendah hati dan dengan rahasia (suara hati). Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melanggar batas”.(QS. Az-Zumar: 53)
h. Husnud-dhan
Artinya:
“Janganlah mati salah seorang dari kalian, melainkan dalam keadaan baik
sangka kepada Allah”.(H.R. Muslim)
i.
Taubat
dan istighfar
Artinya: “Hai orang-orang beriman! Hendaklah
kalian benar-benar taubat kepada Allah, agar segala dosa kalian diampuni dan
kalian dimasukkan ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai”.(QS.
At-Tahrim: 8)[6]
2. Akhlak terhadap Makhluk
a. Akhlak kepada Manusia
1) Rasulullah meliputi mencintai Rasulullah
secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya, menjadikan Rasulullah sebagai
idola dalam hidup dan kehidupan, menjalankan apa yang diperintah dan menjauhi
larangannya.
2)
Akhlak
terhadap orang tua meliputi mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat
lainnya, merendahkan diri kepada keduanya diiringi rasa kasih sayang,
berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, pergunakan kata-kata lemah
lembut, berbuat baik kepada keduanya sebaik-baiknya dan mendoakan keselamatan
dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal
dunia.
3)
Akhlak terhadap diri sendiri meliputi : Memelihara kesucian diri, baik
jasmaniah maupun rohaniah, Memelihara kerapihan diri, Berlaku tenang, Menambah
ilmu pengetahuan, Membina disiplin pribadi[7],
Pemaaf dan memohon maaf, Sikap sederhana dan jujur dan Menghindari perbuatan
tercela.[8]
4)
Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat, antara lain : saling membina
rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan
kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu bapak, mendidik anak-anak
dengan kasih sayang dan memelihara hubungan silaturrahim.
5)
Akhlak
terhadap tetangga, antara lain : saling mengunjungi, saling bantu diwaktu
senang lebih-lebih tatkala susah, saling beri member, saling hormat
menghormati, saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
6)
Akhlak terhadap masyarakat, meliputi memuliakan tamu, menghormati nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, saling menolong dalam
melakukan kebajikan dan taqwa, menganjurkan anggota masyarakat termasuik dirin
sendiri berbuat baik dan mencegah diri sendiri dan mencegah orang lain melakukan
perbuiatan jahat dan munkar dan bermusyawarah dalam segala urusan mengenai
kepentingan bersama.
b.
Akhlak
kepada bukan manusia atau lingkungan hidup antara lain : sadar dan memelihara
kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan
nabati, fauna dan flora yang sengaja diciptakan tuhan untuk kepentingan manusia
dan makhluk lainnya, sayang pada sesame makhluk.[9]
IV.
KESIMPULAN
A. Karakteristik
atau ciri khas akhlak yaitu : umum dan terperinci, manusiawi, universal, keseimbangan,
realistik,
akhlak sebagai buah dari iman dan akhlak
menjaga konsistensi antara cara dan tujuan
B. Ruang lingkup ilmu akhlak meliputi :
Akhlak terhadap Allah,
Akhlak terhadap makhluk yang meliputi manusia dan bukan manusia. Yang termasuk
manusia yaitu: Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad), Akhlak terhadap
orang tua, diri sendiri, keluarga, Akhlak terhadap tetangga dan akhlak terhadap
masyarakat. Sedangkan Akhlak yang bukan manusia atau lingkungan hidup.
V.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat kami buat. Kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin....
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yatimin,
Studi Akhlak dalam Perspektif Al Qur’an, (Jakarta : Amzah, 2007).
Ali, Mohammad Daud, Pendidikan
Agama Islam, Jakarta : Rajawali Press, 2008.
Ilyas, Yunahar, Kuliah
Akhlaq, (Yogyakarta : LPPI, 2007).
Sa’aduddin,
Iman Abdul Mukmin,
Meneladani Akhlak Nabi Membangun Peradaban Muslim, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya).
Salim,
Abdullah, Akhlaq Islam Membina Rumah
Tangga dan Masyarakat, (Jakarta:
Seri Remaja, 1986).
Ya’kub, Hamzah, Etika
Islam Pembinaan Ahklaqul Karimah, (Bandung: CV. Diponegoro, 1988).
[2] Iman Abdul
Mukmin Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi Membangun Peradaban Muslim, (Bandung
: PT.Remaja Rosdakarya), hlm. 99
[3] Yunahar
Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : LPPI, 2007), hlm. 12-14
[5] Abdullah
Salim, Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Seri
Remaja, 1986), hlm. 23-27
[6] Hamzah
Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Ahklaqul Karimah, (Bandung: CV.
Diponegoro, 1988), hlm. 142-145
[8] Abdullah Salim, Akhlaq
Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Seri Remaja, 1986),
hlm. 69-70
[9] Mohammad Daud Ali, Pendidikan
Agama Islam, (Jakarta : Rajawalin Press, 2008), hlm.357-359
Tidak ada komentar:
Posting Komentar