Studi Islam Kontemporer : Sebuah Refleksi
Judul
Buku : Studi Islam Kontemporer
Penulis : M. Rikza Chamami, M.SI
Penerbit : PUSTAKA PELAJAR
Tahun :
Cet I, Desember 2012
Tebal :
228
Presensi : Lathifatus
Syifa
Islam adalah agama
Rohmatallil ‘alamin yang berarti rahmat bagi seluruh alam. Akan tetapi,
Islam kini banyak tertutupi dengan produk- produk keberagamaan yang menurut
penganutnya sebagai sesuatu yang pasti atau mutlak. Pun itu membuat para
cendekiawan muslim berlomba- lomba mengkaji tentang Studi Islam masa kini (Kontemporer).
Mereka berusaha mengangkat derajat kembali Islam yang Inklusif dan bukan
dogmatis semata. Mereka menganggap Studi Islam tradisionalis sudah tidak
relevan apabila dihadapkan pada era modern seperti saat ini.
Melalui Buku Studi
islam Kontemporer, M. Rikza Chamami berusaha menyingkap sisi lain dari
perspektif Islam sebenarnya. Dengan kondisi Islam saat ini yang mulai lengah
dan kehilangan identitas asli sebagai agama yang menjunjung tinggi azas
keTuhanan dan hubungan sosial antar umat beragama. Sebenarnya banyak sekali
hal- hal yang perlu digali dari islam, Islam kini selalu dikaitkan dengan aspek
moral dan akhlak semata, padahal Islam adalah agama menyeluruh (exhaustive) melingkupi
aspek ekonomi, sosial, budaya dan tatanan masyarakat dan bernegara.
Dalam buku ini
berusaha memaparkan perjalanan Islam dalam mengarungi kejayaan lahirnya
peradaban maju ditandai dengan berkembangnya aspek ilmu pengetahuan pada masa
dinasti Abbasiyah sampai pada kondisi kemunduran islam masa kini. Selain itu,
dalam masa transmisinya bagaimana kajian krisis fenomenologi dalam islam dan
filsafat matrealisme tokoh karl Mark dan Friedrick engels pun tak luput dari
tulisan karya Dosen Jurnalistik ini. Dalam bab V dan VI disebutkan tentang awal
pemikiran islam yaitu munculnya manhaj Ahlul madinah yang melahirkan Ahlul
hadist dan Ahlul Ra’yu. Kedua pemikiran tersebut mewarnai dan menggelontorkan
menjadi suatuproduk yang disebut mazhab. Bab VI menjelaskan tentang Realitas
Filsafat Kontemporer Post modernisme yang semakin mengancam posisi agama
termasuk islam. Karena pada masa kini sudah tidak ada kekuatan agama sebagai
produk dari Tuhan, melainkan semua diciptakan melalui akal manusia.
Akan tetapi, umat
Islam akan mendapatkan formula untuk mengembalikan Islam pada kejayaaan agar
tak selalu terungkap dengan konsep system yang ditawarkan oleh barat melalui
bab VII, VIII, IX, X yang secara garis besar menyibak bagaimana islam itu kaya
akan khazanah keilmuannya seperti Corak tafsir Al- Azhar karya HAMKA yang
mencoba menafsirkan Al- Qur’an dengan cara mengupas tidak hanya makna akan
tetapi dikontekskan pada tatanan kehidupan bermasyarakat sekarang. Sejalan
dengan itu, konsep Hermeneutika Al-Qur’an pun merupakan salah satu alternatif,
konsep ini berusaha menguak persoalan tidak hanya secara teks maupun
kontekstual. Peradaban islam dapat berkembang di
berbagai negara ( Baghdad, Mesir. Irak dan lain- lain) sebelum diadopsi Barat.
Secara garis besar
buku ini, menyajikan secara rill nyata bagaimana Islam harus sadar dan bangkit
dengan melakukan studi kontemporer sesuai perkembangan di era sekarang ini. Dan
bagaimana buku ini berusaha merefleksikan bahwa umat islam dulu pernah punya
apa yang namanya kejayaan dan karya ini bisa membangkitkan semangat keilmuan
bagi para pembaca untuk terus mengembangkan intelektualnya.
Akan tetapi, suatu karya tidak
mungkin terlepas dari kekurangan atau kelemahan menurut saya masalah kebahasaan
(linguistik) yang terlalu rumit menjadikan pembaca sedikit kesulitan
dalam memahami apalagi bagi masyarakat awam akan menjadikan kelinglungan
bahasa. Walaupun begitu, para penikmat tulisan tidak perlu ragu untuk membaca
karya hebat penulis muda ini, karena banyak sekali khazanah atau pengetahuan
baru tentang Islam. Selamat membaca....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar