JERIH PAYAH SI
TUKANG BATU
Ngaliyan - (16-
04- 2013), Karsimin (60) warga Puspowarno No. 32 Semarang ini, tercatat bekerja
sebagai tukang batu di IAIN sedang merenovasi lapangan futsal yang berada di
area fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Semula lapangan ini adalah tempat untuk mahasiswa bermain
BolaVolley, tetapi, kini diubah menjadi lapangan futsal. Pak Min, panggilan
akrab beliau mengungkapkan bahwa dia sudah bekerja di kampus pergerakan ini
sudah 3 tahun lamanya. Sebelum menangani proyek lapangan futsal, beliau dan
teman- temannya telah membuat gedung Q, memperbaiki gudang dan kamar mandi.
Selama hidupnya,
Bapak Karsimin sudah menghabiskan lebih dari separuh usianya, yaitu sekitar 30
tahun bekerja sebagai tukang batu, karena tidak ada pilihan lain bagi Pak Min,
karena beliau hanya lulusan SD, setelah lulus dari SD, laki- laki setengah baya
ini langsung bekerja di proyek yang pada saat itu, gaji pertamannya masih
terhitung Rp. 170,- rupiah. Gaji sebagai tukang batu sekarang yang di dapat Pak
Min berkisar Rp. 50.000,- rupiah, jadi apabila dibulatkan, penghasilan beliau
sekitar Rp. 1.500.000,- rupiah perbulan.
Bapak tiga anak
ini, dalam menjalani kehidupan sehari- hari membutuhkan perjuangan dan jerih
payah . Beliau berusaha bekerja dengan keras, walaupun beliau kini, sudah
berumur lebih setengah abad. Tapi, alhamdulillah di rumah sang istri
membantunya dalam mencari dan mencukupi nafkah keluargannya. Sang istri yang
bekerja sebagai penjual gorengan dan kue- kue di pasar pun mempunyai
penghasilan yang tidak tetap. Akan
tetapi, walaupun begitu, pak min dan istri telah berhasil menyekolahkan kedua
anaknya sampai Sarjana S1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar